Sabtu, 20 Maret 2010

MEMERANGI RASA DENGKI /HASUD (HASAD)

Dengki atau sirik atau hasud (hasad) itu tidak sekedar dosa biasa, bahkan
dianggap berbahaya, karenanya harus dijauhi. Dalam Al-Qur'an sendiri dalam
surat al-Falaq, Allah memerintah Nabi Muhammad untuk berlindung dari
tindakan penghasud. Ini cukup menunjukkan betapa bahayanya tindakan hasud
tersebut. Mengapa hasud itu sangat berbahaya?
Pertama, bermula dari ketidaksenangan terehadap kebahagiaan seseorang,
biasanya hasud lantas diiringi dengan keinginan mencelakakan orang
tersebut.
Kedua, ia merupakan serangan sepihak, tanpa orang yang dihasud tahu kapan
dan dari mana asalnya serangan. Serangan sepihak seperti ini tentu lebih
bahaya, karena pihak yang diserang tidak punya persiapan yang matang untuk balas
melawan atau bertahan. Serangan di sini tidak terbatas pada hal-hal yang
bersifat fisik, tapi bisa juga berujud fitnah.
Ketiga, di samping berbahaya bagi orang lain, hasud adalah sumber
kesengsaraan bagi diri penghasud. Rasulullah bersabda: "Jauhilah olehmu
semua kedengkian, sebab kedengkian itu memakan segala kebaikan,
sebagaimana api melalap kayu bakar yang kering." Ini artinya, kebaikan-
kebaikan yang kita lakukan tidak ada artinya jika kita masih suka
menghasud.
Untuk lebih jelasnya demikian: karena hasud itu merupakan rasa
ketidak-senangan atas kebahagiaan orang lain, dan bahkan bisa diiringi
dengan tindakan yang mencelakakan orang tersebut, maka sebenarnyalah
hasud itu membuktikan bahwa kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan itu
hanya bohong-bohongan belaka. Karena hati kita ternyata masih menyimpan
keinginan (bahkan rencana-rencana) mencelakakan orang lain. Hasud, dengan
ungkapan lain, adalah membangun kebahagiaan diri kita di atas
kesengsaraan orang lain, dan sebaliknya, kesengsaraan diri kita atas
kebahagiaan orang lain.
Sekarang yang terpenting mengetahui kenapa sampai timbul hasud (iri,
dengki, dan semacamnya)?
Sebab utama munculnya hasud adalah ketiadaan rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah yang kita terima. Kita selalu saja beranggapan "the grass over the fence always looks greener" (rumput di ladang orang lain selalu nampak lebih hijau), orang lain senantiasa lebih banyak kenikmatannya dari kita. Akibatnya muncul rasa rendah diri, rasa
tidak percaya diri disertai iri, dengki, lalu hasud.

Ini senada dengan penegasan Allah : "Dan ingatlah ketika Tuhanmu sekalian menegaskan, jika kamu benar-benar bersyukur maka pasti Aku akan tambahi (karunia) bagi
kamu, dan jika kamu benar-benar ingkar maka sesungguhnya azab-Ku amat
pedih." (QS. Ibrahim/14:7)
Kalau kita pandai-pandai mensyukuri nikmat yang kita terima maka
kenikmatan akan terus bertambah, dan sebaliknya, kalau tidak kesengsaraan
terus bertambah. Baik kenikmatan dan kesengsaraan di sini tidak harus
langsung berujud materi, tapi rasa, sikap, dan nuansa batin.

Kita sepenuhnya sadar, siapapun tidak akan sukses dunia-akherat tanpa rasa
percaya diri, optimis, bahagia/senang (atas nikmat yang kita terima atau
yang diterima orang lain), semangat, dan semacamnya. Dan yang menjadi
pangkal kegagalan adalah adanya penyakit-penyakit batin: rasa tidak
percaya diri, pesimis, iri, dengki, dan semacamnya.
Yang terakhir, teruslah berdoa mohon ampunan Allah, mohon agar dikaruniai
ketulusan, mudah mensyukuri nikmat yang kita terima dan diterima orang
lain, agar dihindarkan dari rasa/sikap dengki, iri, hasud, dan sikap-
sikap negatif lainnya, dan sebaliknya agar dikaruniai sikap-sikap
positif. Perlu saya tegaskan, doa itu tidak harus dipanjatkan dengan
bahasa Arab, tapi yang penting adalah kita tahu apa yang kita panjatkan
disertai hati khusyuk dan memelas. Allah Maha Tahu apa yang terlintas dlm
hati kita.
Wallohu a'lam bish-shawab,-


Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu.


mencintai-islam@yahoogroups.com

1 komentar: